Kepahyang / Kluwek

Mabuk kepayang (Melayu/Indonesia) adalah istilah yang sering digunakan untuk menyatakan keadaan sesorang yang sedang jatuh cinta dan tidak dapat berpikir logis. Dari mana asal istilah ini?

Mabuk kepayang adalah kalimat majemuk yang terdiri dari kata mabuk dan kepayang, mabuk adalah istilah untuk menggambarkan hewan/manusia yang kehilangan kesadaran karena racun. Digunakan untuk manusia misalkan karena sedang minum khomer (minuman memabukkan karena berkadar alkohol), narkotika dan obat bius seperti ganja, sabu-sabu, extacy, dan sebagainya. Untuk hewan misalkan untuk menggambarkan ikan dalam sungai atau tambak yang sedang di potas atau diracun dengan insectisida / tuba (walau getah tuba sebenarnya hanya membuat pedih mata ikan).

Sedangkan kata kepahyang adalah nama tumbuhan liar yang sering disebut kepahiang, kluwek (Jawa), keluwek, keluak, kluak, picung atau pucung (Sunda/Jawa Tengah), panarassan (Toraja). Kepahyang dikenal juga sebagai nama daerah, yaitu hutan Kepahyang, Kab. Rejang Lebong, sekitar 45 km dari Kota Bengkulu. Biji kepahyang ini sangat beracun karena mengandung asam sianida (HCN, yang juga terkandung dalam Singkong genderuwo), sehingga biasa digunakan racun anak panah. Untuk menghilangkan racunnya, biji tersebut harus di rendam dan direbus terlebih dahulu. Kita biasa menemui rasa kepahyang atau kluwek ini memberi warna hitam dan nikmat pada masakan khas Indonesia seperti Rawon (termasuk rawon setan), brongkosan, sop konro dan sebagainya. (dadi pengen mangan rawon ngene iki).

Jadi hati-hati, jangan terlalu banyak makan kluwek / kepahyang karena pastinya bumbu masakan ini masih mengandung sedikit asam sianida yang siap membuat anda mabuk kepahyang beneran selain saat sedang jatuh cinta, hehehe… tapi nggak apa-apa dari pada Zink Fosfit :D. itulah kenapa ada istilah mabuk kepayang…